"Selamat Datang... Demi Perkembangan Blog Ini di Mohon Mengisi Form Komentar"

Saturday, August 8, 2009

Jendral Sudirman


JENDRAL SUDIRMAN
Beliau dilahirkan di Bodas Karangjati, Purbalingga, 24 Januari 1916. Beliau menempuh pendidikan formal dari Sekolah Taman Siswa, kemudian melanjut kan ke HIK (sekolah guru) Muhammadiyah, Solo tapi tidak sampai tamat. Sudirman muda yang terkenal disiplin dan giat di organisasi Pramuka Hizbul Wathan ini kemudian menjadi guru di sekolah HIS Muhammadiyah di Cilacap. Sementara itu, beliau memperoleh pendidikan militer dengan mengikuti pendidikan tentara Pembela Tanah Air (Peta) di Bogor. Setelah selesai beliau diangkat menjadi Komandan Batalyon di Kroya. Sudirman sering melempar kritik terhadap pemerintah Jepang yang bertindak semena mena terhadap bangsa Indonesia. Hal itu tentu saja membuat pemerintah Jepang marah dan dia hampir saja dibunuh oleh tentara Jepang.
Setelah Indonesia merdeka, beliau berhasil merebut senjata pasukan Jepang di Banyumas pada saat terjadinya pertempuran dengan Jepang. Itulah jasa pertamanya sebagai tentara pasca kemerdekaan Indonesia. Sesudah Tentara Keamanan Rakyat (TKR) terbentuk, ia kemudian diangkat menjadi Panglima Divisi V/Banyumas dengan pangkat Kolonel. Dan melalui Konferensi TKR tanggal 2 Nopember 1945, ia terpilih menjadi Panglima Besar TKR/Panglima Angkatan Perang Republik Indonesia. Selanjutnya pada tanggal 18 Desember 1945, pangkat Jenderal diberikan padanya lewat pelantikan Presiden. Jadi ia memperoleh pangkat Jenderal tidak melalui Akademi Militer atau pendidikan tinggi lainnya sebagaimana lazimnya, tapi karena prestasinya.
Ketika pasukan sekutu datang ke Indonesia dengan alasan untuk melucuti tentara Jepang, ternyata tentara Belanda ikut dibonceng. Oleh sebab itu TKR terlibat dalam pertempuran dengan tentara sekutu. Pada bulan desember 1945, pasukan TKR yang dipimpin oleh Sudirman terlibat pertempuran melawan tentara Inggris di Ambarawa. Dan pada tanggal 12 Desember tahun yang sama, dilancarkanlah serangan serentak terhadap semua kedudukan Inggris. Akhirnya pertempuran itu memaksa Inggris mengundurkan diri ke Semarang.
Pada saat Agresi Militer II Belanda, Ibukota Negara RI berada di Yogyakarta sebab Kota Jakarta sebelumnya sudah dikuasai. Jenderal Sudirman yang saat itu berada di Yogyakarta sedang sakit. Namun karena semangat nasionalismenya yang begitu tinggi beliau tetap bertekad melawan penjajah walaupun dalam keadaan sakit dan harus ditandu ileh pasukannya, namun semangatnya tidak akan pernah pudar. Maka dengan ditandu, ia berangkat memimpin pasukan untuk melakukan perang gerilya. Selama beberapa waktu, beliau harus berpindah pindah tempat agar tidak mudah ditemukan oleh Belanda, namun akhirnya ia harus pulang dari medan gerilya, ia tidak bisa lagi memimpin Angkatan Perang secara langsung, tapi pemikirannya selalu dibutuhkan.
Pada tangal 29 Januari 1950, Panglima Besar ini meninggal dunia di Magelang dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Semaki, Yogyakarta. Ia dinobatkan sebagai Pahlawan Pembela Kemerdekaan. Satu hal yang perlu diingat dan menjadi inspirasi bagi generasi penerus bangsa ini adalah semangat beliau yang tidak pernah mati, bahkan dalam keadaan sakit pun, beliau tetap berjuang mengusir penjajah Belanda dari bumi pertiwi ini.

Nama:Jenderal Sudirman

Lahir:Bodas Karangjati, Purbalingga, 24 Januari 1916

Meninggal:Magelang, 29 Januari 1950

Agama:Islam

Pendidikan Fomal:

- Sekolah Taman Siswa

- HIK Muhammadiyah, Solo (tidak tamat)

Pendidikan Tentara: Pembela Tanah Air (Peta) di Bogor

Pengalaman Pekerjaan:Guru di HIS Muhammadiyah di CilacapPengalaman Organisasi:Kepanduan Hizbul Wathan

Jabatan di Militer:- Panglima Besar TKR/TNI, dengan pangkat Jenderal- Panglima Divisi V/Banyumas, dengan pangkat Kolonel- Komandan Batalyon di KroyaTanda Penghormatan:Pahlawan Pembela Kemerdekaan

Meniggal:Magelang, 29 Januari 1950

Dimakamkan:Taman Makam Pahlawan Semaki, Yogyakarta


No comments:

Post a Comment

Followers

Sumber Pengunjung yg Telah Membaca Blog ini

Pengunjung Sedang On-line
Total Pengunjung
Bunga-Bangsa.Blogspot.Com