"Selamat Datang... Demi Perkembangan Blog Ini di Mohon Mengisi Form Komentar"

Friday, July 31, 2009

Tengku Amir Hamzah



Tengku Amir Hamzah yang bernama lengkap Tengku Amir Hamzah Pangeran Indera Putera (lahir di Tanjung Pura, Langkat, Sumatera Timur, 28 Februari 1911. Beliau menamatkan pendidikan HIS di Medan, lalu MULO di Jakarta, lalu AMS bag A di atau Sastra di Solo. Waktu sekolah di Solo sudah diangkat menjadi ketua Indonesia Muda cabang Solo. Tahun 1930, menjadi ketua panitia kongres Indonesia Muda yang diselenggarakan di Solo.Terkenal sebagai sastrawan, khususnya penyair. Tahun1933 ikut menerbitkan majalah Pujangga Baru, terkeanl sebagai raja penyair Pujangga Baru dan salah seorang pelopor sastrawan angkatan pujangga baru. Sajak-sajaknya bernafaskan ketuhanan, melalui bidang sastra ia giat mengenbangkan bahasa Indonesia. Tahun 1938 bertempat di solo, diselenggarakan kongres I bahasa Indonesia. Dalam ongres itu, ia dengan gigih menganjurkan agar bahasa Indonesia dipakai dalam percakapan sehari hari terutama oleh kaum terpelajar Indonesia. Dalam kumpulan sajak Buah Rindu (1941) yang ditulis antara tahun 1928 dan tahun 1935 terlihat jelas perubahan perlahan saat lirik pantun dan syair Melayu menjadi sajak yang lebih modern. Bersama dengan Sutan Takdir Alisjahbana dan Armijn Pane ia mendirikan majalah Pujangga Baru (1933), yang kemudian oleh H.B. Jassin dianggap sebagai tonggak berdirinya angkatan sastrawan Pujangga Baru. Kumpulan puisi karyanya yang lain, Nyanyi Sunyi (1937), juga menjadi bahan rujukan klasik kesusastraan Indonesia. Ia pun melahirkan karya-karya terjemahan, seperti Setanggi Timur (1939), Bagawat Gita (1933), dan Syirul Asyar. Sesudah proklamasi kemerdekaan, ia berada di Sumatra Utara sebagai asisten residen RI di Langkat. Sejak masa mudanya giat dalam pergerakan nasional, ia langsung menerjunkan diri dan menyumbangkan tenaga untuk perjuangan mempertahankan kemerdekaan. Tahun 1946, di Sumatra Utara berkobar revolusi nasional social yang ditujukan terhadap kaum bangsawan yang bersikap anti republic dan memihak belanda. Banyak korban yang tidak bersalah dalam revolusi ini termasuk Tengku Amir Hamzah yang terbunuh di kuala begumit. Tanggal 20 Maret 1946. Bulan November 1946, kuburannya dipindahkan ke samping Masjid azizi di Tanjung Pura

No comments:

Post a Comment

Followers

Sumber Pengunjung yg Telah Membaca Blog ini

Pengunjung Sedang On-line
Total Pengunjung
Bunga-Bangsa.Blogspot.Com